Skip to main content

Biarawati Yang Satu Ini Adiwarna Sekali

akibatnya, saya melenyapkan malam itu berebahan di rumah sakit. perasaanku jemu sekali. sedangkan saya anyar sebagian jam aja di danau. tetapi asian aja, kawan sekamarku suka sekali rumpi. jadi enggak kerasa, mendadak jam telah membuktikan pukul sebelas malam. di sisi mata telah mengantuk, pula abdi empat mata ditegur oleh seseorang biarawati serta dinasehati agar rehat. saya serta kawan baruku itu tidur.
saking nyenyaknya saya tidur, saya kaget pada ketika dibangunkan oleh seseorang biarawati. abnormal! biarawati yang satu ini adiwarna sekali, biarpun badannya sedikit bahenol tetapi cepat. saya enggak yakin bila yang di depanku itu biarawati. saya langsung memuyu-muyu mataku. ih, betul! saya tidak berasian! saya luang membaca name tag di dadanya yang sayangnya enggak sedemikian itu memunjung, sami stamp shop namanya vika (enggak julukan sesungguhnya).
“mas, telah pagi. telah waktunya bangun”, tutur biarawati vika.
“nggg…” atas sedikit rasa enggan akibatnya saya bangkit pula biarpun mata lagi kerasa berat.
“sekarang telah datang waktunya mandi, mas”, tutur biarawati vika lagi.
“oh betul. biarawati, aku meminjam menyanggam handuknya deh. aku ingin mandi di kamar mandi. ”
“lho, kan abang sementara belum bisa bangkit dulu dari lokasi tidur serupa dokter. ”
“jadi? ”
“jadi abang aku yang mandiin. ”

dimandiin? astaga, enak pula kayaknya sih. terakhir saya dimandikan durasi saya lagi minim oleh mamaku.
sehabis mengisolasi bidai putih yang mengitari lokasi tidurku, biarawati vika menyediakan dua buah ayan plastik bermuatan air hangat. setelah itu terdapat lagi cangkir plastik bermuatan air hangat juga buat gosok gigi serta satu buah mangkok plastik minim selaku lokasi pembuangannya. pertama-tama kali, biarawati yang adiwarna itu memintaku gosok gigi lebih-lebih dulu. “oke, kini abang buka kaosnya serta berebahan deh”, tutur biarawati vika lagi dengan membantuku membebaskan amuk yang kupakai tanpa merisaukan antara infus yang dihubungkan ke pergelangan tanganku. kemudian saya berebahan di lokasi tidur. biarawati vika menggelar selembar tuala di berdasarkan pahaku.