Skip to main content

Bokep Bercakap-cakap Bibi

Waduh kali itu saya kian berdetak-detak, soalnya di kamar hanya saya serta dirinya! Sampai-tiba dari belakang Bibi Ana mempunyai pinggangku (kali itu saya bercokol di rusuk ranjang). Waduh Bibi Ana hanya membubuhkan BH serta CD!
Tan.. te..? kataku.
“Kalian mulai nalar, mengapa Mon.. kebanyakan kalian khan girang ndongeng Adhe,” pertanyaan Bibi Ana sembari mencari tubuhku.
Rasanya saya sesuai kesetrum tarikan tinggi 20 KV. Saya enggak mampu bersuara apa-apa.

“Bibi.. Bibi..?” kataku.
“Apa Mon..?” jawabnya oleh lembut.
“Mon kalian sempat onani?” pertanyaan Bibi Ana.
“Belum.. Bibi.. hanya mimpi lengas saja..” jawabku sembari gemetaran.
“Dapat Bibi buka celanamu..” pertanyaan Bibi Ana sembari mulai membuka ritsluiting celanaku. Setelah itu Bibi Ana langsung mempunyai jimatku. Aduh serta merta saja saya takjub, tetapi rasa yang abnormal menyelimutiku.

Bibi Ana dari belakangku mencium punggungku serta meremas kejantananku sembari tampaknya merangsang dirinya individual.
“Mon.. Pakcik kan kerap kali jawatan luar.. pada hakikatnya Bibi sendiri Mon,” ujarnya.
“I.. Bercakap-cakap Bibi..” jawabku sembari merasakan benda yang belum sempat kurasakan.
“Mon.. Bibi memiliki benda.. kalian menggeletak dulu betul..” ujar Bibi Ana sebati.
“Bercakap-cakap Bibi..” jawabku sembari menjunjung perintahnya.
Tanpa kusadari, saya merasakan benda yang hangat meliputi diriku, rasa hangat itu berawal dari kejantananku yang diremas-remas oleh sungguh lembut. Kubuka mataku, nyatanya Bibi Ana pernah melupakan batang kemaluanku ke dalam saung senggamanya. Dengan berteriak lembut Bibi Ana mengusap-usap batang kemaluanku oleh miliknya.

Muka Bibi Ana mulai terlihat merah tertangguh. Sedetik seterusnya kurasakan getaran yang abnormal serta mengusap-usap lebih keras batang nikmatku.
“Bibi.. Mon rasanya kepingin buang air kecil..” kataku pada Bibi Ana.
“Kukuh Mon.. kalian enggak bisa jadi buang air kecil..” jawabnya sembari terbata-bata.

https://www.vingle.net/posts/2577164