Sesudah aku menyimak uraiannya perihal dirinya & kehidupannya bersama-sama Andik, aku bisa mengambil kesimpulan jika perempuan itu yaitu kabilah di Kalimantan yg asal saran keturunannya pun bersumber dari kabilah di Sulawesi.
Dia berkeluarga dgn Andik menurut pijakan jasa-jasa & watak positif mereka tanpa dipangkali rasa cinta & kasih sayg yg lanjut, sesuai keadaanya yg menimpa keluarga aku. Dia selalu berupaya & berjuang buat menginvestigasi nilai-nilai cinta yg terdapat pada mereka empat mata siapa paham esok sanggup dibangun.
Anehnya, sekalipun saya hangat bertemu, tetapi dia seolah-olah hendak membeberkan seluruh status hidup yg dirasakannya bersama-sama suami sepanjang ini, sampai-sampai terkesan saya dekat sekali, saling menyilih kemahiran rahasia rumah injak-injak tanpa terdapat yg saya tutup-tupi.
Lebih ganjil lagi, berlaku seperti orang berat mulut & minim pergaulan, aku malah seolah-olah menjumpai diriku yg pada hakikatnya di rumah itu. Karna ceria, ceria & asyiknya percakapan saya empat mata, hingga aku dekat kurang ingat menunangi ke mana suaminya kali ini. Sesudah saya saling mengetahui jati diri, alkisah kesimpulannya sayapun menunangi Andik (suaminya itu).
“Oh yah, dekat kurang ingat, ke mana Andik masa ini ini, mengapa dari mulanya enggak terlihat?” tanyaku bersamaan menafahus segala ceruk rumah itu.
“Bertepatan dia kembali dusun buat mengambil beras dari dapatan penuaian orangtuanya mulanya pagi, tetapi sabdanya dia enggak menginap mengapa, kelihatannya singkat sececah lagi dia sampai. Menuntut saja singkat sececah,” jawabnya seolah-olah enggak meminta aku kembali dgn pesat cuma sebab Andik enggak di rumah.
“Seumpama ke dusun lazimnya jam berapa datang di sini,” tanyaku lebih lanjut.
https://www.esurveyspro.com/Survey.aspx?id=8483c3c8-a67d-41a5-a4f6-0a3b7026a84b
Dia berkeluarga dgn Andik menurut pijakan jasa-jasa & watak positif mereka tanpa dipangkali rasa cinta & kasih sayg yg lanjut, sesuai keadaanya yg menimpa keluarga aku. Dia selalu berupaya & berjuang buat menginvestigasi nilai-nilai cinta yg terdapat pada mereka empat mata siapa paham esok sanggup dibangun.
Anehnya, sekalipun saya hangat bertemu, tetapi dia seolah-olah hendak membeberkan seluruh status hidup yg dirasakannya bersama-sama suami sepanjang ini, sampai-sampai terkesan saya dekat sekali, saling menyilih kemahiran rahasia rumah injak-injak tanpa terdapat yg saya tutup-tupi.
Lebih ganjil lagi, berlaku seperti orang berat mulut & minim pergaulan, aku malah seolah-olah menjumpai diriku yg pada hakikatnya di rumah itu. Karna ceria, ceria & asyiknya percakapan saya empat mata, hingga aku dekat kurang ingat menunangi ke mana suaminya kali ini. Sesudah saya saling mengetahui jati diri, alkisah kesimpulannya sayapun menunangi Andik (suaminya itu).
“Oh yah, dekat kurang ingat, ke mana Andik masa ini ini, mengapa dari mulanya enggak terlihat?” tanyaku bersamaan menafahus segala ceruk rumah itu.
“Bertepatan dia kembali dusun buat mengambil beras dari dapatan penuaian orangtuanya mulanya pagi, tetapi sabdanya dia enggak menginap mengapa, kelihatannya singkat sececah lagi dia sampai. Menuntut saja singkat sececah,” jawabnya seolah-olah enggak meminta aku kembali dgn pesat cuma sebab Andik enggak di rumah.
“Seumpama ke dusun lazimnya jam berapa datang di sini,” tanyaku lebih lanjut.
https://www.esurveyspro.com/Survey.aspx?id=8483c3c8-a67d-41a5-a4f6-0a3b7026a84b