Skip to main content

Bokep TV colour sekitar 21 inc

“Bolehlah, apa saja panggilannya terhadapku aku dapat segala, misalnya enggak mengejekku. Kira-hitung menjadi lambaian adik pribadi,” jawabku mengasihkan keleluasaan.

“Song-song kasih Kak alias Uda karena kesudian & keterbukaannya” balasnya.

Sesudah finis makan, saya terus beroperasi pergi sembari meman&gi sudut-sudut ruangannya & saya luang memesongkan perhatianku ke dalam kamar tidurnya di mana saya melirik badan terkapar tanpa baju sedianya.

Kelihatannya beres, perempuan itulah sedianya yg jelampah di karena area tidur itu, yg di depannya tampak suatu TV colour sekitar 21 inc. Jantungku sekonyong-konyong deg-degan selagi saya melirik suatu celana colour terkapar di pelosok area tidur itu, sehingga saya sejenak membaygkan apabila perempuan yg anyar saja aku temani ucapan & makan bersama-sama itu kemungkinan besar enggak memakai celana, malahan yg aku pantau sedianya mulai dari bokong sampai penghabisan kaki tanpa baju. Akan tetapi pikiran itu aku seandainya keluarkan jauh-jauh meski enggak merisaukan konsentrasiku.

Sesudah saya bersimpuh lagi di tempat duduk pengunjung sediakala, sekonyong-konyong saya mengindahkan suara TV dari dalam, malahan acaranya kedengaran sekali apabila itu yg bermain ialah movie Angling Dharma ialah movie kegemaranku. Saya enggak berani masuk nonton di kamar itu tanpa dipanggil, kendatipun saya mau sekali nonton movie itu. Bertumbukan dgn kulminasi keinginanku, sekonyong-konyong,

“Kak, kerap enggak nonton filmnya Angling Dharma?” teriaknya dari dalam kamar tidurnya.

“Astaga, itu movie kesukaanku, namun saygnya TV-nya dalam kamar,” jawabku dgn lekas & suara sedikit jelah.

“Masuk saja di sini kak, enggak apa-apa mengapa, lagi juga kamu ini khan pernah semacam teman & pernah saling terbuka” sabdanya padat mohon.

https://www.vingle.net/posts/2577358